Bipolonews.com – Kapolres Kabupaten Buru Selatan, Polda Maluku, AKBP M. Agung Gumilar didesak menetapkan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Obat miliki Dinas Kesehatan Kabupaten Buru Selatan yang beberapa waktu lalu hilang di curi oleh orang tidak dikenal.
Desakan tersebut disampaikan beberapa pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Buru Selatan kepada media ini, Kamis, (12/10/2023)
Menurut sumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten Buru Selatan yang meminta rahasiakan identitasnya ini mengatakan, yang paling bertanggungjawab terhadap obat-obatan yang hilang di gudang obat (Farmasi) adalah Harun alias Alho Patta selaku pejabat pembuat komitmen (PPK).
“Semua orang sangat tahu terhadap proses pembelian atau pengadaan pada sebuah instansi pemerintah, PPK yang bertanggungjawab terhadap barang dalam hal ini obat-obatan yang hilang di curi itu,” ujarnya.
Menurutnya, selaku PPK yang melakukan pembelanjaan barang (obat) dan bertanggungjawab hingga barang tibah di gudang hingga pencatatan administrasi jenis-jenis obat.
“Yang berhubungan dengan obat-obatan itu semua tanggung jawab PPK hingga masuk ke gudang, kemudian kepala gudang dan pegawai yang bertugas di gudang obat itu,” jelasnya.
Tandasnya, bahwa telah terang menderang siapa yang paling bertanggungjawab yaitu Harun Patta selaku pejabat pembuat komitmen.
“Maka Kapolres Buru Selatan segera tetapkan PPK Harun Patta sebagai tersangka. Beta sepakat bila pengadaan obat itu Fiktif,” ujarnya.
Menurutnya heran, pengadaan obat-obatan itu tibah dan masuk ke dalam gudang, kemudian hilang lagi.
Menurutnya lagi, “Sepakat dengan beberapa teman-temannya bahwa dalam kasus ini negara dalam hal ini daerah mengalami kerugian ratusan juta,” tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Kasus Pencurian Obat di Gudang Farmasi/Gudang Obat milik Dinas Kesehatan Kabupaten Buru Selatan yang hilang tanpa jejak sampai saat ini diduga pengadaan obat fiktif. Harun Fattah selaku PPK adalah orang yang dianggap paling bertanggung jawab dalam pengadaan obat-obatan yang hilang itu.
Informasi tersebut di terima dari Dinas Kesehatan Kabupaten Buru Selatan.
“Yang paling bertanggung jawab obat-obatan itu PPK Harun Fattah,’ ujar sumber informasi dari Dinas Kesehatan kepada media ini saat berada di Kantor Bupati setempat, Senin, (4/9/2023) lalu.
Diungkapkan sumber bahwa, pengadaan obat-obatan dengan nilai anggaran ratusan juta (Rp.108) oleh PPK Harun Fattah diduga fiktif. Dan salah satu pegawai honor yang adalah anak buah PPK yang bernama Is, sangat mengetahui, dan yang bersangkutan sampai saat ini belum di periksa dari polisi.
“Obat-obatan yang hilang atau pencurian obat-obat dari gudang obat itu diduga fiktif,” ungkap sumber.
Sumber menjelaskan, pengadaan obat-obatan oleh PPK senilai Rp.120 juta di datangkan oleh Harun Patta selaku PPK Dinas Kesehatan.
Jelas sumber lanjut, setelah obatnya tiba di Gudang Obat, dilakukan administrasi selesai seakan-akan pengadaan obat-obatan suda dilakukan pemeriksaan.
“Pemeriksaan dan pengecekan obat sudah selesai, obat-obat itu di kembalikan lagi,” ungkapnya.
Ditanya obat-obat tersebut di ambil dari mana dan dikembalikan kemana, sumber ini mengaku tidak mengetahuinya, katanya PPK Harun Pattah yang lebih mengetahuinya.
“Harun Pattah PPK lebih tahu dia ambil obat-obatan itu dari mana, PPK yang lebih bertanggungjawab kasus obat di gudang obat depan pasar Namrole itu,” jelas sumber.
Tandas sumber, pengadaan obat-obatan yang hilang dari Gudang Obat milik Dinas Kesehatan Kabupaten Buru Selatan itu diduga kuat hanya fiktif.
“Pihak polisi, polres Buru Selatan harus segerah tangkap PPK Harun Pattah dan tetapkan dia Harun Fattah sebagai tersangka,” tandas sumber.
Sumber mengaku sangat prihatin dengan persoalan obat-obat yang hilang dari gudang obat. Menurutnya, pengadaan obat-obatan itu untuk kebutuhan masyarakat Buru Selatan yang sakit.
Masih jelas sumber lagi, polisi sudah memeriksa banyak orang termasuk kepala gudang obat. Namun ada satu orang yang sampai saat ini belum di periksa yaitu anak buah Harun Fattah.
“PKK Harun Pattah, anak buahnya nama Is pegawai honor di Dinas Kesehatan sampai saat ini belum di periksa, anak buah Harun Fattah ini dia saksi kunci yang sangat mengetahui obat-obat itu, dia itu yang belum diperiksa sampai sekarang,” ungkap sumber.
Dikatakan sumber, anak buah PPK Harun Fattah ini menghilang sejak Kasus kehilangan obat-obatan dari gudang.
“Harun Pattah punya anak buah ini, pasti tahu dari mana obat-obat itu di ambil dan di kembalikan ke mana. Polisi harus tangkap dia dan periksa dia,” tandas sumber mengaku sangat prihatin.
Harun Pattah yang biasa di panggil Alho selaku PPK dikonfirmasi ke nomor WA-nya terkait kasus pencurian obat di gudang obat mengatakan kasus ini sudah di tangani oleh Polres Buru Selatan.
“maaf silahkan ke polres jua karna kasusx sdh d polres,” jawab Harun Pattah pada balasan pesan WAnya.
Ditanya lagi, kalau salah satu pegawai Honor di Dinkes atas Nama Is, apakah dia anak buah pak Harun?, jawabannya, “maaf bukan honor tapi pegawai sukarela,” jawab Harun Fattah.
Apakah pengadaan obat itu diduga fiktif, Harun Fattah menjawab persilahkan media ini silahkan cros chek ke salah satu wartawan biar tidak terjadi bias informasi dalam pemberitaan.
“Kroscek informasi dengan saudara (nama di sembunyikan dan nama media dirahasiakan) biar tidak terjadi bias informasi dalam pemberitaan,” ujar Harun Fattah pada balasan pesan WhatsApp nya.
Pada pemberitaan lain, Kapolres Buru Selatan AKBP M.Agung Gumilar diminta segerah menetapkan tersangka kasus pencurian obat dari Gudang Farmasi (Gudang Obat) milik Dinas Kesehatan Kabupaten Buru Selatan, yang mengalami kerugian uang negara ratusan juta rupiah. (BN-01)