Bipolonews.com – Aparat penegak hukum baik Kepolisian maupun Kejaksaan diminta mengusut proyek pemecah ombak milik Dinas BPBD Kabupaten Buru Selatan di Desa Weisili Kecamatan Waesama senilai Rp2,6 Milyar bersumber dari Dana Hibah BNPB Tahun 2022.
Proyek pemecah ombak yang dikerjakan oleh Dinar selaku Direktur CV. Sinar Dunia Pasifik (SDP) diduga asal-asalan.
Penelusuran serta informasi yang diperoleh media ini, proyek miliaran rupiah dari anggaran hibah itu kini tidak bermanfaat lagi bagi masyarakat karena tidak bisa lagi menahan ombak.
“Kami meminta aparat penegak hukum baik oleh Kepolisian atau dari Kejaksaan harus usut proyek ini. Cincin-cincin yang ada di pantai tidak ada lagi fungsi, tertutup pasir pantai karena ombak. Kami menduga pekerjaan itu asal-asalan tidak sesuai standar pekerjaan,” ujar salah satu tokoh pemuda Buru Selatan kepada media ini di Namrole, Selasa, (27/12/2022)
Dikatakan, dirinya prihatin dengan masyarakat yang tinggalnya di tepi pantai apabila datangnya musim gelombang besar.
“Di desa Waesili, kalau musim cuaca buruk, gelombang laut sangat besar mengancam rumah-rumah warga di pinggir laut,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Proyek Pelaksanaan pekerjaan Rehabilitasi Talud Penahan Ombak (pemecah ombak) di Desa Waesili Kecamatan Waesama Kabupaten Buru Selatan yang dikerjakan oleh Dinar selaku Direktur CV. Sinar Dunia Pasifik (SDP), pencairan pertama sebesar Rp.500 juta, terbengkalai dan sampai sekarang belum mencapai progres sesuai target.
Diketahui, proyek pekerjaan Rehabilitasi Talud Penahan Ombak di Desa Waesili Milik BPBD BurseL yang dikerjakan oleh CV. Sinar Dunia Pasifik (SDP) dengan nilai proyek senilai Rp.2.6 Miliar.
Untuk pencairan pertama sebesar Rp.500 juta dan tersisa anggaran Rp.2.1 miliar. Pekerjaan di lapangan sampai saat ini belum ada perkembangan cincin beton sebanyak 200 buah terbengkalai, dan para pekerja tidak ada di lokasi.
Karena tidak ada progres perkembangan pekerjaan BPMD BurseL memberikan teguran pertama kepada CV SDP.
Surat teguran dari BPBD Kabupaten Buru Selatan yang juga diperoleh oleh media ini menerangkan bahwa, pekerjaan talut penahan ombak yang dikerjakan oleh CV. Sinar Dunia Pasifik sebagaimana kontrak nomor 645/02/SP/BPBD-BS/VII/2022.
Surat teguran 645/09/SP/BPBD-BS/VII/2022 dengan parihal Teguran-1 (pertama) tertanggal 11 Juli 2022.
Surat teguran menerangkan bahwa, dengan ini BPBD Kabupaten Buru Selatan memberitahukan hal-hal sebagai berikut:
Pertama, mengevaluasi kemajuan fisik pekerjaan tersebut yang sampai dengan saat ini baru mencapai progres 4,86 persen dari target sebesar 30,94 persen.
Hal ini mengakibatkan deviasi sebesar -26,08 persen dari target rencana pelaksanaan sebagaimana yang disepakati dalam kontrak kerjasama.
Dua, sehubungan dengan poin 1 di atas maka (kami) dimintakan kepada saudara untuk mengejar cakupan progres dengan melakukan peningkatan fabrikasi buis beton dengan menambah jumlah cetakan, mobilisasi alat serta bahan kerja.
“Mengingat kondisi cuaca sudah memungkinkan untuk melaksanakan pekerjaan,” jelas dalam isi surat.
Dalam isi surat teguran juga menerangkan bahwa, dalam membuat cetakan, buis beton, kami (BPBD) mintakan kepada (CV. Sinar Dunia Pasifik) saudara memperhatikan model cetakan dan dibuat secara baik dan oleh tenaga profesional.
“Serta harus mendapat persetujuan dari konsultan pengawasan dan direksi,” jelas dalam surat teguran.
Tiga, segera memobilisasi peralatan dan secepatnya melakukan penimbunan materi kerja berupa semen dan kerikil.
Empat, segera melaksanakan manajemen K3 berupa pemasangan spanduk, baner, sosialisasi HIB/AIDS dan penyediaan APD.
“Lima, surat pemberitahuan ini bersifat teguran untuk dilaksanakan untuk dipatuhi,” sebut isi surat ini
Terhadap surat teguran tersebut, Direktur CV. Sinar Dunia Pasifik, Dinar, yang dikonfirmasi mengatakan, dirinya sedang mendatangkan alat berat ke lokasi di Desa Waesili Kecamatan Waesama.
“Kita sudah mobilisasi alat, hari ini kontrak alatnya kemudian landennya hari Jumat, barangkali sampai di Waesili,” ujar Dinar.
Ditanya kendala apa sehingga pekerjaan itu sampai sekarang belum selesai dikerjakan, ujar Dinar bahwa, karena faktor cuaca.
“Pertama kan cuaca ya pak, dan saat ini cuaca sudah mulai bagus,” jelas Dinar.
Dinar juga beralasan bahwa, andaikan jalan dari Namrole menuju lokasi proyek di desa Simi bagus, maka mobilisasi material akan lancar. (BN-01)