Bipolonews.com – Reformer Aksi Perubahan Peserta PKA Angkatan 8 Provinsi Maluku Tahun 2023,Albertho Solissa akan membuat Aplikasi Pantau dan Lapor Perkembangan Stunting Terintegrasi (KALEBAT) Kabupaten Buru Selatan.
Demikian dikatakan Solissa kepada wartawan usai Kegiatan Bacarita Kalebat kolaborasi stakeholder berantas Stunting di Kabupaten Buru Selatan, yang dilaksanakan.
Kegiatan Bacarita Kelebat tersebut dilaksanakan oleh Betho Solissa salah satu peserta PKA Angkatan VIII Provinsi Maluku Tahun 2023 berlangsung di di Cafe Galaxy Namrole, Kamis, (19/10/2023)
Sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Buru Selatan dan peserta dari anggota Polisi dan TNI dan pemuda dari berbagai OKP di Buru Selatan.
“Ada aplikasi yang saya coba buat, namanya Aplikasi Kalebat. Aplikasi Kalebat artinya Aplikasi Pantau dan Lapor perkembangan Stunting terintegrasi,” jelas Solissa.
Dikatakan, bukan hanya pada Dinas Kesehatan saja yang memiliki dan mengetahui Data Stunting, tetapi semua orang siapa saja bisa mengakses data Stunting Buru Selatan.
Dikatakan bahwa saat ini dirinya sedang melakukan uji coba untuk 6 Desa terkait data Stunting,
Jelasnya bahwa, kedepannya data Stunting pada Aplikasi Kalebat itu bisa menjangkau semua desa desa pada 6 kecamatan di kabupaten Buru Selatan.
“Saya suda bicarakan bersama Dinas Kesehatan sehingga semua Puskesmas mengumpulkan semua input Data Stunting,” ujarnya.
Lanjutnya, sehingga masyarakat dapat membuka Aplikasi dan dapat mengetahui data Stunting yang telah di apdate kedalam Aplikasi Kalebat sesuai Puskesmas atau per desa,
“Masyarakat bisa melihat misalnya Puskesmas Namrole, desa Labuang, bisa melihat dan tahu ada berapa jumlah Stunting, bisa tahu,” ucapnya.
Lanjut Solissa, pada Aplikasi tersebut masyarakat juga bisa mengetahui perkembangan remaja putri dan juga para Ibu hamil terkait pemberian vitamin yang dikonsumsi saat hamil.
Kata Solissa, pada Aplikasi Kalebat ini, masyarakat juga dapat menyampaikan pengaduan seperti pemberian makanan tambahan bagi balita pada setiap desa.
“Mungkin pemerintah memberikan sosialisasi tetapi tidak ditindaklanjuti oleh petugas kesehatan, masyarakat bisa sampaikan pengaduan disertai dokumentasi,” ujar Solissa.
Sementara itu Pada penyampaian dari narasumber oleh Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Buru Selatan Yathy Peiliuw menjelaskan tentang Stunting.
“Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan disertai infeksi berulang,” jelas Peilouw.
Jelasnya bahwa yang dimaksud dengan infeksi berulang seperti sering mengalami flu berulang-ulang atau batuk berulang-ulang atau diare.
Jelasnya lagi, Stunting juga di tandai dengan panjang dan tinggi anak tidak sesuai standar.
“Panjang dan tinggi anak tidak sesuai dengan umur, umur suda tua tetapi pendek,” ucapnya.
Resiko stunting jelasnya dapat dilihat pada seribu hari kehidupan yang cenderung pada ibu hamil.
“Agar anak tidak stunting, remaja putri sejak SMA sudah harus perhatikan gizi mereka dan anemia, maka akan diberikan obat tambah darah,” jelasnya.
Lanjutnya, maka pada saat menjadi calon pengantin dan akan hamil tidak mengalami kekurangan kalori.
“Misalnya ada bumil yang terlihat kurus dan pucat-pucat, jika bayi lahir akan terjadi stunting,” ujarnya.
Jelasnya lagi, remaja putri yang suda mendapat Haid harus diberikan vitamin tambah dara dalam sebulan 4 kali.
Setelah Renah putri itu sudah menikah dan hamil maka harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin agar anak dalam kandungan tetap sehat.
Jelasnya bahwa, Stunting itu pada seribu hari kehidupan dimulai dari kehamilan hingga anak lahir sampai pada usia 2 tahun.
“Ibu hamil itu harus di perhatikan dalam kebutuhan gizi, serta pertumbuhan bayi dalam kebutuhan gizi,” jelasnya.
Lanjutnya lagi, pertumbuhan perkembangan anak kata Peilouw juga dipengaruhi faktor keturunan dan juga lingkungan.
Stunting dan gizi buruk kata Peilouw disebabkan juga karena pola makan yang tidak sesuai dengan gizi.
Tambahnya lagi, bayi harus diberikan Asi (air susu ibu). Menurutnya, saat bayi lahir maka yang pertama diberikan adalah Asi. (BN-01 (BN-01)